Demi mencari kesembuhan, tak sedikit terapi yang pernah saya jalankan. Salah satunya adalah terapi oksigen hiperbarik. Terapi ini menurut saya sih unik dan gak pernah saya ketahui sebelumnya. Saya tertarik mengikuti terapi ini karena pernah ada pasien yang kehilangan penglihatan secara mendadak, bisa kembali melihat sejak mengikuti terapi ini. Wah, bikin penasaran banget deh, terapi oksigen hiperbarik ini!
Sebulan lamanya saya berkelana ke kota Jakarta demi untuk menjalani terapi oksigen hiperbarik. Tak kurang dua puluh sesi terapi sudah saya jalankan. Lalu, gimana sih rasanya ikut terapi oksigen hiperbarik? Yuk, baca cerita lengkapnya di bawah ini!
Baca juga: Kenali Terapi Oksigen Hiperbarik yang Bermanfaat Bagi Kesehatan Tubuh
Bentuk ruangan yang unik layaknya kapal selam
Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Mintoharjo yang terletak di Bendungan Hilir, Jakarta, adalah tempat yang saya pilih untuk menjalani terapi oksigen hiperbarik. Rumah sakit ini telah menyediakan fasilitas Hiperbaric Center sejak 2013 silam. Jadwal terapi yang saya ikuti adalah pukul delapan pagi setiap Senin hingga Jumat.
Ruang terapi oksigen hiperbarik ini terbilang unik karena menyerupai kapal selam. Bentuknya seperti tabung memanjang dengan beberapa kaca bulat yang transparan. Ruang ini dikenal dengan istilah chamber. Ah, seketika saya langsung ingat kisah Harry Potter and the chamber of Secrets. Apakah chamber ini juga punya rahasia seperti kisah Harry Potter?
Di dalam chamber terdapat sekira sepuluh kursi saling berhadapan, yang digunakan untuk pasien terapi oksigen hiperbarik. Kursi terbilang nyaman dengan sandaran kepala dan sandaran tangan. Pada kedua sandaran tangan terdapat lubang untuk meletakkan botol minum dan permen. Sementara, di atas setiap kursi tergantung masker oksigen yang berfungsi untuk menyalurkan oksigen bagi pasien. Masker oksigen ini mirip banget seperti yang digunakan para pilot pesawat jet tempur. Ketika dipakai, auto berasa jadi pilot!
Baca juga: Melahirkan dengan Operasi Caesar Akibat Trombositemia Esensial, Penuh Drama!
Perjalanan menyelam pun dimulai!
Pada setiap sesi terapi oksigen hiperbarik, terdapat dua perawat yang berada di chamber. Sedangkan seorang petugas dan dokter berada di ruang terpisah untuk mengawasi jalannya terapi. Setelah seluruh pasien duduk di kursi yang tersedia, pintu chamber ditutup rapat dan proses terapi oksigen hiperbarik dimulai.
Tekanan udara di chamber mulai diturunkan secara perlahan. Saya sih membayangkan sedang berada di dalam sebuah kapal selam dan menyelam di bawah laut. Sebab, saya mendengar suara mesin berdengung dan suara air mengalir. Petugas pun memberi pengumuman bahwa saya dan pasien lainnya sedang perlahan turun ke kedalaman beberapa meter di bawah laut. Rasanya benar-benar seperti sedang menyelam, loh!
Selain itu, suhu chamber juga semakin terasa dingin menusuk tulang. Untungnya terdapat selimut tebal yang bisa digunakan bagi pasien yang gak tahan dingin seperti saya. Selama proses menyelam ini, tekanan udara terasa semakin tinggi. Telinga saya beberapa kali terasa penuh dan tertutup. Akibatnya, saya harus selalu membuka tutup mulut atau melakukan gerakan mengunyah. Pada proses ini, seluruh pasien harus fokus karena ini adalah proses yang lumayan genting. Sesekali perawat bertanya apakah ada pasien yang merasa sakit pada telinga.
Selama dua puluh sesi terapi, saya sih hanya sekali merasakan sakit di telinga. Saat itu, telinga saya tak kunjung terbuka meski telah membuka tutup mulut. Saya panik banget dan langsung memberi kode kepada perawat. Proses penyelaman pun dihentikan sementara hingga saya sudah kembali merasa nyaman.
Baca juga: Masker Wajah Avione Strawberry Scented, Ampuh Angkat Komedo Bandel di Wajah!
Proses menghirup oksigen murni melalui masker
Setelah berada di kedalaman dua belas meter di bawah permukaan laut, petugas memberi aba-aba untuk mulai memakai masker. Perawat menurunkan masker yang tergantung di atas kursi, dan memakaikan masker kepada saya. Selanjutnya, saya mulai menghirup oksigen melalui hidung.
Bernapas menggunakan mulut tidak diperkenankan, karena akan menyebabkan tenggorokan menjadi kering dan menimbulkan peradangan. Selain itu, saya gak boleh menghirup napas dalam-dalam. Pokoknya harus bernapas seperti biasa aja. Konon kalau menghirup napas dalam malah bisa pingsan karena keracunan oksigen. Harus hati-hati ya, Brightees!
Proses menghirup oksigen dilakukan selama tiga puluh menit. Setelahnya, saya diperkenankan membuka masker dan rehat selama lima menit. Lumayan deh, bisa minum atau mengunyah permen! Terapi oksigen hiperbarik berdurasi dua jam dengan tiga sesi menghirup oksigen. Tiap sesi masing-masing berdurasi tiga puluh menit dengan lima menit istirahat.
Baca juga: Strategi Jitu Menyusun Cue Card MC yang Profesional Untuk Berbagai Acara
Terapi oksigen hiperbarik berakhir, kembali naik ke permukaan!
Jika telah melewati tiga tahap menghirup oksigen, masker pun dilepas dan siap kembali ke permukaan. Tekanan udara di chamber perlahan mulai diturunkan dengan naik ke permukaan laut. Suhu udara juga perlahan mulai terasa hangat seiring berkurangnya tekanan udara.
Setibanya di permukaan, proses terapi oksigen hiperbarik pun telah selesai. Seluruh pasien dipersilakan untuk ke luar dari chamber dan selanjutnya berganti baju di ruang ganti. Sementara, para perawat mulai merapikan chamber dan bersiap untuk melakukan sesi terapi berikutnya. Biasanya di ruang tunggu sudah banyak pasien yang menunggu untuk sesi selanjutnya. Pasien terapi ini selalu ramai, loh! Tampaknya terapi oksigen hiperbarik cukup populer dan banyak diminati.
Hasil setelah menjalani terapi oksigen hiperbarik
Setelah menjalani terapi oksigen hiperbarik sebanyak dua puluh kali, saya merasa lebih bugar dan sehat. Akan tetapi, penglihatan saya tak dapat kembali seperti sedia kala. Alasannya karena syaraf mata saya sudah banyak yang mati dan tak berfungsi lagi. Wajar aja sih, karena sumbatan di kepala saya memang masih ada dan tak bisa diangkat. Meski begitu, saya tak pernah merasa kecewa dan menyesal mengikuti terapi oksigen hiperbarik ini. Sebab, saya yakin pasti terapi ini punya manfaat bagi tubuh saya, meski tak bisa mengembalikan penglihatan.
Nah, buat kamu yang mau mencoba ikut terapi oksigen hiperbarik bisa menghubungi call center RS Mintoharjo, ya. Kalau kamu penasaran dengan penyakit apa saja yang bisa diatasi dengan terapi ini, tunggu di artikel selanjutnya! Next, saya akan bahas cerita dari beberapa pasien yang saya temui di terapi oksigen hiperbarik. Jangan lewatkan, ya!
Leave A Comment