Brightees, sudah kenal dengan terapi oksigen hiperbarik? Wah, kalau belum, kamu sebaiknya kenalan lebih dekat, deh! Sebab, terapi oksigen hiperbarik punya banyak manfaat baik bagi kesehatan tubuh kamu. Saya sudah pernah menjalani terapi oksigen hiperbarik di Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintoharjo, Jakarta.

Pada 2019 silam, saya berikhtiar menjalani terapi oksigen hiperbarik dengan tujuan mengembalikan penglihatan saya yang hilang akibat penyumbatan pembuluh darah. Setidaknya, saya telah menjalani dua puluh kali sesi terapi oksigen hiperbarik selama kurun waktu sebulan. Lalu, apa sih terapi oksigen hiperbarik dan manfaatnya bagi kesehatan tubuh? Kenali lebih dekat dengan baca artikel di bawah ini, yuk!

Baca juga: Dikira Sakit Maag, Ternyata Idap Penyakit Kelainan Darah Langka Trombositemia Esensial. Waspadalah!

Apa sih, pengertian terapi oksigen hiperbarik?

Brightees, tahukah kamu? Terapi oksigen hiperbarik telah dipraktikkan di Indonesia sejak 1960, loh! Terapi ini didefinisikan sebagai terapi dengan menghirup oksigen murni pada ruang udara bertekanan tinggi. Pada prinsipnya, jika berada pada lingkungan bertekanan tinggi, paru-paru mampu menampung oksigen yang lebih banyak dari biasanya. Selain itu, kadar oksigen murni yang dihirup mampu mempercepat perbaikan sel pada tubuh.

Oksigen merupakan zat yang sangat krusial bagi tubuh manusia. Gak heran jika oksigen murni yang dihirup akan memberi efek luar biasa di tubuh kamu. Bayangkan deh, oksigen yang selama ini dihirup Cuma sekira 25% aja. Jadi, terapi oksigen hiperbarik dengan kadar 100% ini mampu membantu mempercepat penyembuhan penyakit.

Gimana proses terapi oksigen hiperbarik?

Jika menjalani terapi oksigen hiperbarik, kamu akan ditempatkan di sebuah ruangan tertutup yang akan disesuaikan tekanan udaranya. Proses penyesuaian tekanan udara ini dilakukan dengan merekayasa kondisi ruangan seolah-olah sedang menyelam beberapa meter di bawah laut. Sebab, tekanan udara di bawah laut akan lebih tinggi jika dibandingkan di daratan. Selain itu, suhu udara juga dibuat semakin dingin agar tekanan udara menjadi lebih tinggi.

Selanjutnya, kamu diharuskan bernafas menggunakan sebuah masker yang dialiri oksigen 100%. Terapi oksigen hiperbarik dijalankan dalam tiga sesi, dengan masing-masing sesi selama tiga puluh menit. Di setiap sesi juga terdapat waktu istirahat selama lima menit.

Baca juga: 5 Jenis Pemeriksaan Penyakit Jantung, Apa saja?

Penyakit apa saja yang bisa diatasi dengan terapi oksigen hiperbarik?

Sejatinya, terapi oksigen hiperbarik diperuntukkan bagi para penyelam yang mengalami dekompresi atau gejala akibat tekanan udara yang berubah ketika penyelam naik ke permukaan laut. Akan tetapi, ternyata terapi oksigen hiperbarik juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai penyakit, loh! Selama menjalani terapi oksigen hiperbarik di Rumah Sakit Mintoharjo, saya bertemu pasien dengan beragam jenis penyakit. Mulai dari luka luar akibat diabetes, gangguan pendengaran dan penglihatan, stroke, saraf terjepit, hingga gangguan syaraf.

Suatu ketika, saya pernah mengobrol dengan seorang personil Detasemen Jalamangkara (Denjaka) yang menjalani terapi oksigen hiperbarik. Itu loh, pasukan khusus elite milik TNI Angkatan Laut. Ia bercerita bahwa pernah mengalami cidera saat melakoni latihan terjun payung. Akibatnya, tulang panggulnya patah dan harus rutin menjalani terapi oksigen hiperbarik. Mulanya ia harus berada di kursi roda akibat kecelakaan tersebut, tapi kini ia bisa kembali berjalan. Ya Allah, saya merinding mendengar kisahnya yang berkorban untuk negeri ini. Hormat, pak!

Tak sedikit cerita sukses terdengar dari pasien yang menjalani terapi oksigen hiperbarik di Rumah Sakit Mintoharjo. Seperti kisah seorang perawat di rumah sakit tersebut yang tak bisa mendengar secara tiba-tiba. Setelah beberapa kali menjalani terapi ini, ia pun bisa kembali mendengar seperti sedia kala. Begitu pun kisah seorang ibu yang mengalami luka parah di kaki akibat penyakit diabetes. Luka yang hampir membusuk dan bernanah bisa sedikit demi sedikit pulih ketika menjalani terapi oksigen hiperbarik.

Bahkan, ada pula pasien stroke yang hanya bisa terbaring di tempat tidur turut menjalani terapi ini. Sepertinya terapi oksigen hiperbarik ini memang sudah masyhur ampuh membantu pengobatan banyak penyakit.

Baca juga: Nyeri Dada Sebelah Kiri Bukan Berarti Serangan Jantung, Jangan Panik!

Prosedur sebelum menjalani terapi oksigen hiperbarik, apa saja?

Tak sembarangan, kamu harus menjalani rangkaian pemeriksaan kesehatan sebelum mengikuti terapi oksigen hiperbarik. Seperti pemeriksaan paru-paru, tekanan darah, hingga pemeriksaan gendang telinga. Selain itu, kamu juga akan diedukasi terkait hal yang harus dilakukan di dalam ruangan tterapi untuk menghindari hal yang tak diinginkan. Di antaranya, kamu dilarang membawa benda yang memiliki baterai dan terbuat dari besi, seperti handphone, jam tangan, korek api, dan lainnya.

Bahkan, kamu diwajibkan mengenakan pakaian khusus yang disediakan oleh rumah sakit. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kebakaran ketika menlanai terapi oksigen hiperbarik. Sebab, terapi ini menggunakan oksigen murni yang sangat mudah terbakar jika terpercik api.

Baca juga: MC Disabilitas Netra VS MC Awas, Simak Bedanya!

Harganya gimana?

Di 2019 silam, saya harus mengeluarkan biaya sebesar 300 ribu rupiah setiap satu kali terapi oksigen hiperbarik. Harga ini untuk durasi dua jam terapi. Setiap harinya, terdapat tiga sesi terapi yang dimulai pada pukul tujuh, delapan, dan sepuluh pagi.

Nah, demikianlah perkenalan mendalam dengan terapi oksigen hiperbarik di Rumah Sakit Mintoharjo. Semoga bisa menambah pengetahuan kamu ya, Brightees! Kalau kamu penasaran dengan pengalaman saya berada di ruangan bertekanan tinggi menjalani terapi oksigen hiperbarik, tunggu di artikel selanjutnya!