Hai, Brightees! Udah baca artikel saya tentang pengalaman keguguran karena blighted ovum? Jangan lupa dibaca, ya! Sebab, artikel ini masih merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya. Bedanya, kali ini saya akan membahas depresi yang dialami pasca keguguran akibat blighted ovum.
Mungkin masih ada anggapan bahwa keguguran di awal masa kehamilan adalah hal biasa. Namun, keguguran yang dialami seorang perempuan bukanlah hal biasa yang disepelekan. Sejatinya, keguguran merupakan pukulan berat bagi seorang perempuan. Sudah selayaknya perempuan yang mengalami keguguran mendapat pendampingan agar mampu melewati masa sulit atau depresi dengan baik.
Nah, agar tahu ciri depresi pasca keguguran akibat blighted ovum, dan cara tepat untuk melewatinya, baca pada artikel di bawah ini!
Baca juga: Keguguran karena Blighted Ovum, Kisah Pilu Akhir Tahun yang Tak Terlupakan
Apa Penyebab Depresi Pasca Keguguran akibat Blighted Ovum?
Seperti yang pernah saya ceritakan di artikel sebelumnya, keguguran akibat blighted ovum yang saya alami terjadi pada usia kehamilan delapan pekan. Meski terhitung kehamilan yang masih sangat muda, saya merasa sudah memiliki jalinan kuat terhadap janin yang saya kandung. Inilah alasan utama saya mengalami depresi.
Terlebih, saya memang sangat menantikan untuk segera memiliki keturunan. Udah ngarep banget dan pastinya udah sayang banget sama si janin, trus ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Wah, itu sih sakit banget pastinya.
Baca juga: Melahirkan dengan Operasi Caesar Akibat Trombositemia Esensial, Penuh Drama!
Kapan Mulai Mengalami Depresi Pasca Keguguran Akibat Blighted Ovum?
Pada kasus yang saya alami, depresi tak serta-merta muncul tepat ketika keguguran terjadi. Bahkan, ketika saya melihat janin yang telah keluar secara alami, saya tak menangis sama sekali. Sepertinya otak saya masih berusaha mencerna situasi yang terjadi. Saya juga belum merasakan kehilangan yang teramat sangat.
Selain itu, bebsu dan keluarga terus mendampingi dan memberi penghiburan setiap saat. Mereka tak membiarkan saya terjerumus dalam kesedihan yang mendalam. Dukungan dari keluarga inilah yang mampu membuat saya tetap tersenyum sesaat.
Nah, depresi mulai terasa sekira sepekan pasca keguguran akibat blighted ovum terjadi. Terutama ketika malam menjelang dan saya akan beranjak tidur. Ciri-ciri depresi pasca keguguran akibat blighted ovum pun mulai saya rasakan.
Baca juga: Menjalani Kehamilan Risiko Tinggi Akibat Trombositemia Esensial
Ciri-ciri Depresi Pasca Keguguran Akibat Blighted Ovum Tuh Apa Aja, Sih?
Pada umumnya, ciri-ciri depresi yang terjadi pasca keguguran akibat blighted ovum adalah emosi yang naik turun seperti roller coaster, sedih yang berlebihan, gangguan tidur, hingga kecemasan. Sedangkan ciri-ciri dominan yang saya alami adalah kesedihan yang mendalam.
Perasaan bersalah, marah, dan tak terima pun bercampur jadi satu, sehingga menimbulkan rasa sedih. Akibatnya, saya mengalami gangguan tidur dan selalu menangis setiap malam. Anehnya, kesedihan itu akan hilang di siang hari, mungkin karena saya menyibukkan diri dengan pekerjaan.
Pernah suatu ketika, saya tiba-tiba menangis karena melihat seorang anak bermain dengan orangtuanya di sebuah pusat perbelanjaan. Saya membayangkan andai saja tak mengalami keguguran akibat blighted ovum, maka tentu saya bisa menikmati kebahagiaan bermain bersama seorang anak. Tak hanya itu, saya juga akan sangat sedih jika melihat anak di televisi, atau baju dan mainan anak.
Baca juga: 6 Trik Simpel Memakai Cue Card MC, Tampil Makin Percaya Diri!
Gimana Cara Keluar Dari Depresi Pasca Keguguran Akibat Blighted Ovum?
Depresi yang saya alami ini berlangsung selama sekira dua pekan lamanya. Selama itu, saya seolah mati rasa dan kerap menyalahkan diri sendiri atas kehilangan yang terjadi. Selain itu, kata-kata “andai saja”, “kenapa gak gini” atau “kenapa gak gitu” kerap muncul di pikiran.
Setelah dua pekan, saya berhasil melewati masa depresi karena pendampingan dari bebsu dan keluarga. Mereka selalu memberikan kata-kata motivasi yang menguatkan saya. Bahkan, bebsu berusaha mengalihkan perhatian saya jika tetiba ada iklan di televisi yang berhubungan dengan bayi dan anak, serta tak mengajak saya bepergian ke tempat yang ramai anak.
Selain itu, saya juga akhirnya mampu berserah dan ikhlas atas takdir yang telah digariskan oleh Allah SWT. In the end, saya sadar bahwa ini semua di luar kuasa saya sebagai manusia, dan saya harus tunduk pada semua kehendak dari Sang Pencipta. Saya sungguh yakin dan percaya bahwa Allah SWT telah menyiapkan sesuatu yang indah dan memberikan kebahagiaan kepada saya pada waktu yang tepat.
Guess what? Ternyata semua yang saya yakini itu benar-benar terwujud loh, brightees! Selang empat bulan setelah keguguran akibat blighted ovum, dokter menyatakan saya kembali mengandung. Tak hanya satu, tapi dua janin ada di rahim saya. Wah, alhamdulillah banget! Nah, mau tahu cerita seru menjalani kehamilan kembar? Simak di artikel selanjutnya!
Leave A Comment