Sore itu sebuah pesan masuk ke ponsel saya dari seseorang bernama Antoni. Ia mengaku telah membaca artikel tentang DSA untuk atasi stroke di blog saya. Ternyata, ayahnya belum lama ini menderita stroke. Pria yang berdomisili di Tangerang ini ingin bertanya terkait DSA yang pernah saya lakukan.
Seketika saya menjadi bersemangat untuk membalas pesan. RSCM Kencana dan Rumah Sakit St. Carolus adalah dua rumah sakit di Jakarta tempat saya melakukan DSA. Saya juga menjelaskan harga yang harus dibayarkan untuk melakukan tindakan DSA di kedua rumah sakit tersebut. Bahkan, saya menyarankan agar ia mencoba terapi hiperbarik yang diklaim bisa mempercepat penyembuhan pasien stroke.
Baca juga: Pengalaman 2 kali Cuci Otak dengan Metode DSA untuk Atasi Stroke
Jauh sebelumnya, saya juga pernah mendapat pesan dari seorang pemuda yang memiliki ibu dengan penyakit trombositemia esensial. Pemuda ini menghubungi saya setelah membaca artikel yang pernah saya tulis dua tahun lalu terkait penyakit kelainan darah langka yang saya derita.
Ia cukup panik ketika sang ibu divonis menderita penyakit langka ini. Karenanya, ia banyak bertanya terkait pengobatan yang saya jalani, makanan yang harus dihindari, hingga obat-obatan rutin yang dikonsumsi.
Saya berusaha menenangkannya agar tidak terlalu panik. Sebab, ibunya terbilang cepat terdeteksi trombositemia esensial sebelum sempat terkena stroke atau komplikasi lain. Tak seperti saya yang harus kehilangan penglihatan dulu baru mendapat penanganan yang serius.
Baca juga: Dikira Sakit Maag, Ternyata Idap Penyakit Kelainan Darah Langka Trombositemia Esensial
Seorang perempuan yang saya lupa namanya juga pernah menuliskan komentar di blog. Ia ternyata menderita penyakit yang sama dengan saya. Ia mengaku senang membaca artikel saya yang membahas trombositemia esensial dari kacamata seorang pasien.
Menurutnya, baru kali ini ia menemukan seseorang yang bercerita tentang penyakit langka ini. Wajar saja, jika memasukkan kata kunci trombositemia esensial di mesin pencari Google, maka jurnal penelitian atau pembahasan penyakit ini dari sisi medis sangat mendominasi. Jadi, pasien tak pernah tahu cerita sebenarnya penyakit trombositemia esensial dari sisi penderita.
Baca juga: Ini Daftar Obat Bagi Penderita Trombositemia Esensial, Gak Boleh Skip minum!
Terbaru, pembaca blog saya bernama Nuni meninggalkan komentar di salah satu artikel saya yang membahas obat penyakit trombositemia esensial. Ia bercerita bahwa dua obat utama untuk mengontrol penyakit ini tetiba hilang di pasaran. Sangat bingung, ia bertanya obat lain sebagai penggantinya.
Segera saya mengirim email kepada Nuni untuk menceritakan pengalaman sama yang saya rasakan terkait kelangkaan obat ini. Saya pun memberikan solusi untuk mendapatkan obat yang langka ini.
Sungguh, membaca pesan dari mereka benar-benar membuat saya terharu. Tak menyangka, artikel saya tentang trombositemia esensial dapat memberi informasi yang mereka butuhkan. Padahal, awalnya saya sempat merasa ragu untuk berbagi cerita trombositemia esensial di blog.
Saya khawatir cerita yang dituliskan justru akan membuat orang merasa kasihan terhadap saya, atau menghakimi bahwa saya hanya ingin menjual kesedihan. Oh, tentu tidak Gustavo! Inilah tujuan saya, untuk saling menguatkan kepada sesama penderita dan memaparkan dari sudut pandang berbeda. So, buat kamu yang juga menderita trombositemia esensial, tetap semangat menjalani hidup! Tuliskan komentar di bawah untuk saling terhubung ya, Brightees!
Leave A Comment