Sebagai pengidap penyakit kelainan darah langka trombositemia esensial, saya sangat bergantung pada obat Hydroxyurea dan Thromboreduktin. Kedua obat ini membantu mengontrol produksi kadar trombosit berlebih di darah saya. Ajaibnya, hydroxyurea langka mendadak sejak Juni 2024. Keberadaannya entah dimana, seperti hilang ditelan bumi.

Akibatnya, saya sepenuhnya bergantung dengan obat thromboreduktin yang harganya lima kali lipat lebih mahal dibandingkan hydroxyurea. Awalnya sih saya masih santai, dan berharap allah mudahkan rezeki untuk membeli obat ini.

Tak dinyana, thromboreduktin ikut-ikutan punah di November 2024. Saya dan bebsu harus berjuang mencari obat ini ke seantero negeri. Kami meminta bantuan kerabat dan teman yang tinggal di kota besar untuk menemukan obat ini. Hasilnya, saya hanya mendapat satu botol thromboreduktin yang cukup untuk konsumsi satu bulan.

Baca juga: Dikira Sakit Maag, Ternyata Idap Penyakit Kelainan Darah Langka Trombositemia Esensial

Masih berusaha berpikir positif, saya yakin Allah pasti kasih jalan seiring waktu berlalu. Saya mencoba peruntungan mencari hydroxyurea dan thromboreduktin dengan berbagai cara. Nihil, teman apoteker, distributor obat, bahkan dokter di berbagai rumah sakit tak berhasil menemukan obat ini.

Sebenarnya, ada dua rumah sakit tersohor di Jakarta yang memiliki stock dua obat ini, tetapi hanya diperuntukkan bagi pasien rumah sakit tersebut. Fix, hydroxyurea langka dan thromboreduktin punah di negeri tercinta ini!

Tak masuk akal, bagaimana bisa obat yang begitu penting bagi jutaan pasien kanker darah dan kelainan darah menghilang berbulan-bulan? Emang pemerintah dimana? Bukankah memastikan ketersediaan obat bagi penduduk Indonesia adalah tugas pemerintah?

Baca juga: Ini Daftar Obat Bagi Penderita Trombositemia Esensial, Gak Boleh Skip minum!

Keresahan tersebut saya lontarkan kepada dokter hematologi yang menangani saya selama bertahun-tahun. Saya berharap dapat menemukan solusi darinya. Secara ia adalah seorang dokter yang memiliki koneksi ke berbagai organisasi kedokteran di neegeri ini. Tentu saja mereka tak akan tinggal diam, bukan?

Ia menjelaskan bahwa hydroxyurea langka dan thromboreduktin punah adalah buntut kebijakan pemerintah yang melakukan pembatasan obat-obatan impor. Pemerintah menginginkan agar negeri ini mampu menciptakan obat secara mandiri tanpa harus bergantung pada impor dari negara lain. Istilah kerennya sih hilirisasi farmasi. Jawaban yang membuat saya melongo.

Menurut dokter tersebut, pendistribusian hydroxyurea dipusatkan di Rumah Sakit Kanker Darmais. Jika rumah sakit di daerah membutuhkan obat ini, maka harus mendaftarkan nama pasien. Entahlah apa kabar ini benar adanya. Sebab, pemerintah tak memberikan klarifikasi apa pun terkait hydroxyurea langka.

Baca juga: Menjalani Kehamilan Risiko Tinggi Akibat Trombositemia Esensial

Bahkan, tak ada satu pun artikel berita yang membahas kelangkaan obat ini. Tanya kenapa? Apakah masalah ini dianggap tak penting? Padahal jutaan orang sangat bergantung pada hydroxyurea dan thromboreduktin.

Pemerintah dimana? Sudah tahukah bahwa jutaan orang menjerit karena hydroxyurea langka? Pemerintah dimana? Semoga segera ada jawaban dan langkah nyata sebelum satu per satu nyawa melayang.