Ruang sunyi terdiam penuh arti
Rasakan lima pasang mata yang menyorot tajam
Pada perempuan buta dan lelaki penjaganya
Sorot kaku yang menghakimi
Penuh prediksi tak mau peduli
Permadani kaisar nan halus diam tak bergerak
Dengar lima pasang mata melempar kata
Kata yang tajam menusuk membabi buta
Penuh stigma berbalut iba
“Kamu buta, diam saja dan kubur mimpimu!”
Buku yustisi di atas meja tercekat
Lirik lelaki penjaga yang geram membela
Menangkis kata yang melukai jiwa
“Dia tak tuntut iba, hanya setara!”
Lima pasang mata acuh tak peduli
Jam dinding berdetak riuh
Tatap perempuan buta terisak lirih berbisik
Genggam tangan lelaki penjaga
“Menyerah sayang, aku tak sanggup bermimpi lagi”
“Tak ada ruang untukku di sini”
Lima pasang mata mencibir puas
Lima pasang mata menyeringai buas
Bungkam gelap dengan digdaya
Tinggalkan elegi di sudut agung