Anak 90-an mana suaranya, nih? Masih ingatkah permainan tradisional apa aja yang sering kamu mainkan di masa kecil? Sebagai anak yang hidup di zaman Mesolitikum, saya tumbuh dengan permainan tradisional yang beraneka ragam. Maklumlah, dulu mah handphone belum mendarat di muka bumi.

Paling banter adanya telepon umum yang bisa dipakai dengan memasukkan koin seratus perak. Atau telepon rumah yang bunyinya “kring-kring” seperti bel sepeda. Itu pun terbatas Cuma ada di rumah orang berduit.

Eits, jangan kira hidup anak 90-an tuh membosankan, ya. Meskipun gadget belum tercipta, ada banyak permainan tradisional yang siap menemani waktu luang. Bisa dibilang, anak 90-an kreatif banget. Hanya dengan bermodal ranting pohon hingga pecahan genting aja bisa menciptakan keceriaan berjam-jam. Gak percaya? Yuk, dengerin cerita saya tentang permainan tradisional engklek di artikel ini!

Baca juga: Membuat Resolusi Tahun Baru, Penting Gak Sih?

Asah Keseimbangan dengan Permainan Tradisional Engklek, Awas Jatuh!

Semasa kecil, saya paling malas jika diperintah untuk tidur siang. Bagi saya itu hal yang sangat membosankan. Gimana gak, energi lagi banyak-banyaknya di siang hari, malah selalu disuruh tidur. Mubazir banget!

Walhasil, saya selalu berkumpul di lapangan dekat rumah untuk bermain bersama teman-teman sepulang sekolah. Biasanya engklek menjadi permainan tradisional yang kami pilih untuk dimainkan.

Permainan tradisional ini simpel banget, tapi sungguh mengasyikkan untuk dimainkan bersama dua atau tiga orang teman. Sebelum memulai permainan, kami mengambil sepotong kayu untuk menggambar pola persegi panjang bersusun di atas tanah. Jika bermain di atas semen, biasanya kami menggambar pola kotak dengan kapur tulis.

Kami akan menggambar enam persegi panjang dengan ukuran masing-masing sekira 40X20 cm. Pada persegi panjang kelima, ditambahkan satu persegi panjang di sisi kiri dan kanannya. Penambahan ini hanya untuk modifikasi biar permainan tradisional engklek jadi lebih menantang.

Nah, selanjutnya tinggal mencari potongan genting atau asbes yang dijadikan sebagai uncak atau ulak. Istilah Uncak atau ulak adalah sebutan kami untuk menamai pecahan genting pada permainan tradisional engklek. Memilih uncak pun gak boleh sembarangan. Ukurannya harus pas, sekira selebar punggung tangan atau kaki. Salah menentukan ukuran uncak bisa menjurus pada kekalahan, loh!

Baca juga: Ide Kreatif Bermain Sambil Belajar di Islamic Youth Camp, Serunya Kebangetan!

Lempar Uncak dan Game Start!

Boneka beruang berwarna cream mengenakan dress biru dan pita biru di telinga kiri. Ia sedang melompati kotak engklek dengan riang gembira latar belakang langit biru dan lapangan rumput hijau

Lompat dengan satu kaki, permainan tradisional engklek jadi primadona (foto: Meta AI)

Setelah pola persegi panjang dan uncak siap, kami pun beraksi. Metode hompimpa dan suit digunakan untuk menentukan urutan bermain. Setelahnya, secara bergiliran kami melemparkan uncak ke kotak pertama, untuk selanjutnya lompat ke kotak berikutnya menggunakan satu kaki.

Di sinilah pentingnya jurus menjaga keseimbangan. Kalau gak hati-hati, kaki bakalan menyentuh garis atau jatuh. Jika begitu, saatnya pemain berikutnya beraksi.

Uniknya lagi, permainan tradisional engklek ini punya tiga level kesulitan yang harus dilewati, loh! Level pertama masih mudah banget, dimana kami hanya harus melemparkan uncak lalu melompat melewatinya. Nah, di level kedua, kami harus meletakkan uncak di tangan sambil melompati pola persegi panjang. Kalau uncaknya jatuh, habislah sudah!

Level ketiga lebih menantang dengan tingkat kesulitan tinggi. Di level ini, kami harus meletakkan uncak di atas punggung kaki yang terangkat, untuk selanjutnya melompati setiap persegi panjang. Wah, goyang sedikit aja bisa jatuh!

Barang siapa yang bisa menyelesaikan tiga level permainan tradisional engklek, dialah pemenangnya. Trus, pemenangnya dapat apaan, donk? Ya Cuma dapat kepuasan bisa mengalahkan teman lainnya. Itu membanggakan banget, loh!

Baca juga: 6 Alasan Memilih Sekolah Islam Terpadu Pelita Khoirul Ummah Untuk Jadikan Anak Cerdas Dunia Akhirat

Cuma memanfaatkan barang di sekitar lapangan, dengan metode permainan yang unik bisa menjadikan permainan tradisional engklek sebagai pilihan. Saking serunya, main beginian bisa dilakoni setiap hari! Bakalan lupa waktu kalau gak diingetin sama azan Ashar atau teriakan ibu yang memanggil untuk menyuruh pulang. Seruuu banget! Kamu suka dengan permainan tradisional satu ini gak, Brightees?