Kehidupan di dunia tuh memang penuh kejutan. Gak ada yang bisa menyangka garis tangan yang sudah ditakdirkan. Sama seperti cuaca, sebentar hujan, sebentar panas. Susah ditebak!

Begitu pun kehidupan yang saya jalani, penuh kejutan banget. Mulanya dipenuhi dengan keceriaan dan cahaya terang benderang, eh, seketika berubah jadi gelap gulita.

Empat tahun silam, saya resmi menyandang status sebagai disabilitas netra pendatang baru di Indonesia. Ini terjadi karena penyakit kelainan darah langka trombositemia esensial. Merasa terpukul? Pastinya, donk! Manusiawi banget, kan?

Tapi tenang aja, perasaan terpukul dan terpuruk yang saya rasakan gak berlarut-larut koq. Beruntung Allah anugerahi saya dengan orangtua, suami, anak, dan keluarga yang sungguh sangat suportif. Mereka hadir untuk memberi saya kekuatan dalam melewati cobaan maha berat ini.

Masih lekat di ingatan, ketika orangtua saya terisak dalam doa di keheningan malam. Betapa mereka memohon kemuliaan di kehidupan saya. Suami pun begitu setia dan sabar mendampingi setiap langkah yang dititi dengan tertatih.

Kami begitu ikhlas menerima takdir yang digariskan ini. Ikhlas ketika saya harus kehilangan pekerjaan dan hanya bisa menjalani hidup dalam keterbatasan. Habis mau gimana lagi? saya tuh mengira memang kalau jadi tunanetra Cuma bisa di rumah aja dan gak bekerja.

Sesungguhnya pemikiran seperti ini lahir dari lingkungan sosial yang memberi stigma pada disabilitas netra. Bahwa disabilitas netra Cuma sekumpulan manusia tersisihkan dari lingkungan. Kalau pun bekerja,  mereka Cuma bisa jadi pemijat atau pengamen. Wah, ini sih hoaks banget!

Bak drama Korea, plot twist!

Penggambaran kehidupan saya layaknya drama Korea yang sering menyajikan alur cerita tak terduga memang pas rasanya. Gimana tidak, saya yang mulanya tak banyak bisa melakukan aktivitas produktif, berubah haluan menjadi pribadi yang banyak aktivitas.

Sebuah komunitas disabilitas netra di kota saya memperkenalkan ke dunia disabilitas netra yang terang benderang. Mereka adalah orang-orang hebat dengan beragam latar belakang pekerjaan. Mulai dari guru, dosen, wirausaha, petani, hingga pengusaha kaya raya. Wah, menarik banget!

Mereka begitu mahir menggunakan perangkat teknologi seperti laptop dan ponsel pintar. Serius, saya sangat terkesima mengetahui kenyataan ini. Gimana bisa seseorang yang tak bisa melihat menggunakan laptop dan ponsel? Sulapkah?

Bukan sulap bukan sihir! Disabilitas netra menggunakan aplikasi pembaca layar untuk membacakan seluruh tulisan pada layar ponsel dan laptop. Dengan begitu, disabilitas netra bisa beraktivitas layaknya orang berpenglihatan, hanya dengan cara yang berbeda.

Semangat membara muncul dari diri saya yang begitu ingin belajar demi menguasai teknologi bagi disabilitas netra. Bak pangeran berkuda putih, suami membelikan ponsel teknologi terbaru dan laptop anyar yang diperuntukkan sebagai media belajar.

Setelahnya, saya diberi pembelajaran singkat mengenai cara menggunakan aplikasi pembaca layar. Hanya dua jam saja saya dibimbing dengan intensif. Seterusnya saya diharuskan belajar secara mandiri.

Berkat IndiHome, saya bisa melihat dunia lagi!

Di kota tercinta saya ini, gak ada lembaga khusus disabilitas netra yang bisa beri pembelajaran intensif tentang teknologi. jadi, mau gak mau saya harus belajar secara mandiri alias otodidak. Ah, sungguh berat banget menaklukkan laptop dan ponsel dalam keadaan gelap gulita.

Tak patah arang, saya pun mencoba belajar mandiri dengan memanfaatkan internet. Bukan kebetulan, rumah saya memang telah dilengkapi dengan jaringan internet dari IndiHome. Puluhan tahun sudah saya berlangganan IndiHome, bahkan jauh hari ketika masih menyandang brand Speedy. Pelan tapi pasti, saya mulai mahir menguasai laptop dengan aplikasi pembaca layar. Tentu saja berkat sumber rujukan dari internet dan video tutorial daring.

Saya pun tak menyangka, banyak sekali disabilitas netra yang menjadi Youtuber dan berbagi pengetahuan menggunakan teknologi yang aksesibel bagi tunanetra. kisah para tunanetra yang sukses dan menginspirasi pun banyak saya temui. Hal tersebut sungguh membuat saya lebih termotivasi untuk kembali bangkit mengejar impian. Kini, saya bisa melihat dunia lagi!

Tak berlebihan rasanya jika saya merasa begitu bersyukur menjadikan IndiHome sebagai internet provider pilihan. Lantaran IndiHome memang berperan penting dalam proses rehabilitasi dan adaptasi menjadi disabilitas netra. Layanan IndiHome dari Telkom Indonesia ini sangat mendukung jalani aktivitas tanpa batas untuk para disabilitas.

Hal ini tentu saja sejalan dengan visi dari Telkom Indonesia yang ingin menjadi digital telco pilihan utama untuk memajukan masyarakat. Gak heran jika masyarakat Indonesia mayoritas memilih IndiHome sebagai internet provider.  Terbukti dengan jumlah pelanggan IndiHome yang mencapai 9,2 juta di akhir tahun 2022. Dengan penambahan pelanggan tiap harinya sebesar 4.700 per hari. Waw banget, kan?

Wajar sih, karena Telkom Indonesia telah berhasil memperluas jaringan internet cepat di 978 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Tentu saja jumlah tersebut akan terus ditingkatkan tiap tahunnya demi memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. Dengan begitu, semakin banyak disabilitas seperti saya yang bisa lebih berdaya bersama IndiHome.

Tanpa internet, disabilitas netra bisa apa?

Ah, sungguh gak terbayang apa jadinya jika gak ada internet dan IndiHome. Pastinya saya gak akan bisa jadi seperti saat ini. Menjalani karir sebagai content writer dan blogger, dan masih menjalani hobi sebagai master of ceremony pada acara daring. Semua aktivitas saya didukung penuh oleh IndiHome yang super kuenceng koneksinya!

Siapa sangka, disabilitas netra seperti saya masih bisa berdaya dengan ragam aktivitas tanpa batas untuk meretas asa. Doa tulus tercurah agar IndiHome terus bergerak untuk mewujudkan akselerasi digital bagi masyarakat Indonesia, tak terkecuali disabilitas.

 

Sumber artikel:

“IndiHome Bidik Pelanggan Tembus 10,2 Juta di Tahun 2023” cnbcindonesia.com CNBC Indonesia. 14 Februari 2023. Web. 7 Mei 2023.

“IndiHome Dinobatkan Sebagai “Most Inclusive Internet Provider”” cnbcindonesia.com CNBC Indonesia. 24 November 2022. Web. 7 Mei 2023

“Tentang Telkom Group” telkom.co.id Telkom. Web. 7 Mei 2023