Tahukah kamu? Pekerjaan sebagai freelance copy writer kini banyak diminati, loh! Alasannya karena pekerjaan ini sangat fleksibel dilakukan di banyak tempat. Saking fleksibel, pekerjaan sebagai freelance copy writer bisa dilakukan di atas kasur sambil ngemil Sari Gandum Coklat. Ah, itu sih saya banget! Hahaha.

Nah, pekerjaan sebagai freelance copy writer ini telah saya tekuni setahun belakangan. Tepatnya November tahun lalu, saya dipercaya menjadi copy writer media sosial sebuah lembaga yang fokus pada isu disabilitas netra. Belum tahu banyak tentang dunia disabilitas netra, koq saya mau menjalani pekerjaan sebagai freelance copy writer media sosial lembaga disabilitas netra? Emangnya bisa?

Daripada kamu bertanya-tanya, mending baca cerita keseruan menekuni pekerjaan sebagai freelance copy writer media sosial berikut ini! Lanjut yuk, Brightees!

Baca juga: Gak Nyangka, Menulis Bisa Seasyik Ini dan Bikin Nyandu!

Newbie bermodal tekad, nekat to the max!

Empat tahun menjadi disabilitas netra, pengetahuan saya tentang dunia disabilitas netra sungguh sangat minim. Gimana gak minim, saya gak pernah ikut program formal terkait rehabilitasi atau pun Activity daily living (ADL) yang biasanya diajarkan kepada disabilitas netra newbie. Lalu, saya malah ditawari menjadi freelance copy writer pada lembaga disabilitas netra yang sangat populer di Indonesia. Ini sih impian saya banget!

Memang, saya begitu kagum dengan sepak terjang lembaga ini. Dapat bermitra dengan lembaga ini merupakan impian saya, dan ternyata impian ini pun terwujud! Meski sedikit ragu, saya memberanikan diri untuk menerima tawaran pekerjaan sebagai freelance copy writer media sosial. Ini judulnya nekat banget, sih!

Meski terdengar nekat, sesungguhnya saya juga mengukur kemampuan diri untuk menjadi copy writer. Selain sudah memiliki modal di dunia copy writing, saya juga didampingi oleh dua mentor yang telah lebih dulu mengelola media sosial lembaga ini. Mba Ju dan mba Dhan, dua disabilitas netra yang juga berprofesi sebagai copy writer yang telah berpengalaman. Keberadaan kedua mentor inilah yang membuat saya merasa yakin bahwa saya bisa menjalani pekerjaan sebagai freelance copy writer.

Baca juga: Terungkap! Ini Rahasia di Balik Kesuksesan Menjadi Content Writer dan Blogger bagi Disabilitas Netra

Pekerjaan sebagai freelance copy writer media sosial, tugasnya apa?

Sebagai copy writer media sosial, tugas saya adalah membuat empat belas konten untuk Instagram dan Facebook klien setiap bulannya. Meski terdengar simpel, sejatinya proses kerja yang dibutuhkan lumayan panjang, loh! Saya harus terlebih dulu memahami target audience, brand voice, hingga konten seperti apa yang diinginkan klien.

Hal paling pertama yang saya lakukan adalah menjalankan riset terhadap media sosial klien. Saya menyusuri seperti apa konten yang ditampilkan sebelumnya, dan umpan balik dari audience pada kolom komentar media sosial. Tata bahasa juga tak luput dari penelitian saya, untuk tahu seperti apa pola percakapan yang diinginkan oleh klien.

Setelahnya, saya mulai melakukan brainstorming untuk mencari ide konten. Proses ini dilakukan dengan berselancar di mesin pencari, ngobrol bersama teman disabilitas netra, dan berdiskusi dengan mentor. Menurut saya, proses mencari ide ini sangat menantang. Betapa tidak, konten yang disajikan haruslah beragam, seperti fakta menarik terkait disabilitas netra, program dan layanan klien, hingga isu yang lagi hype dan dikaitkan dengan disabilitas netra. Jadi, gak serta merta mempromosikan klien, loh!

Baca juga: Terungkap! Ini 5 Rahasia Tunanetra Dapat Mengoperasikan Komputer

Dari ide dituangkan ke dalam kata-kata

Setelah berhasil mengumpulkan ide konten, saatnya merangkai sejumlah kata untuk menyampaikan ide konten tersebut. Proses yang satu ini tak kalah menantang bagi saya. Pasalnya, saya terbiasa menulis artikel berjumlah ribuan kata. Sementara, pekerjaan sebagai freelance copy writer mengharuskan saya menulis takarir atau caption maksimal seribu huruf saja. Menantang banget, kan?

Saya harus pandai melakukan pemilihan kata agar pesan tersampaikan dengan jelas ke target audience. Gak boleh bertele-tele, takarir haruslah singkat, padat, dan jelas. Ini sih menantang buat saya yang suka bertele-tele! Hahaha.

Baca juga: Dari Secapa Hingga Setukpa, Metamorfosa Hidup yang Nyata

Konten ditolak, gak boleh baper

Ide konten yang saya usulkan setiap bulannya harus lolos seleksi dari para mentor. Tak jarang, udah capek-capek cari ide konten, eh, malah ditolak mentah-mentah. Meski begitu, saya gak boleh baper! Kalau udah ditolak gitu, saya harus brainstorming lagi dan cari ide konten yang baru dan lebih segar. Melewati proses yang satu ini memang harus banyak sabar dan berdoa sih, supaya ide konten gak banyak direvisi.

Tak jarang, mentor saya dengan sukarela kasih ide konten baru jika saya sudah benar-benar mentok gak dapat ide segar. Terkadang pula, mereka memancing otak saya agar dapat mengeluarkan ide konten yang segar dengan cara mereka yang unik. Emang the best banget deh, mba mentor!

Baca juga: BMB Burger, Kuliner Bandung Viral dengan beef patty spesial yang juicy

Tantangan pekerjaan sebagai freelance copy writer yang jadi pengalaman berharga

Tak dipungkiri, pekerjaan sebagai freelance copy writer media sosial dipenuhi dengan beragam tantangan. Mulai dari kemampuan untuk memahami klien, mencari ide konten yang segar setiap bulan, hingga menyusun copy atau kata-kata yang menarik. Meski begitu, saya mendapatkan banyak sekali pengalaman berharga dari tantangan yang ada.

Paling sederhana misalnya, saya jadi lebih mengenal dekat dunia disabilitas netra yang berwarna. Dari proses kerja mencari ide konten, saya diharuskan banyak membaca berbagai literatur. Pada akhirnya, saya menjadi banyak tahu tentang fakta menarik disabilitas netra, hingga tips beraktivitas dengan lebih mandiri. Semua ini berharga banget!

Belum lagi proses mengolah ide menjadi takarir, yang cukup rumit namun berhasil memperkaya teknik copy writing. Terlebih, proses penolakan konten yang sangat berhasil bikin saya sabar dan terus bergerak untuk menggali ide kreatif di otak.

Terutama, pekerjaan sebagai freelance copy writer media sosial berhasil memaksa saya keluar dari zona nyaman. Pekerjaan ini mampu memacu diri saya untuk menaklukkan setiap tantangan yang ada di depan. Sekaligus meyakinkan diri bahwa copy writer merupakan profesi yang sangat mungkin ditekuni oleh disabilitas netra seperti saya. Gak butuh penglihatan untuk menjadi copy writer. Kamu hanya butuh tekad kuat untuk menaklukkannya. Tertarik menjalani pekerjaan sebagai freelance copy writer media sosial?